Tahun Pertama Pernikahan Paling Menentukan, Benarkah? - Diary Ayuk Hartini
...

Tahun Pertama Pernikahan Paling Menentukan, Benarkah?

A Year Married Life, how’s it going? Hmm.. pertanyaan yang mungkin sudah basi karena sering dan selalu ditanyakan. Jawabnya juga gampang-gampang susah, sih. Tak terkecuali untuk saya yang baru saja merayakan ulang tahun pernikahan yang pertama. Ya, gimana dong, nikah baru juga seumur kecebong, hehe..

Ada beberapa hal yang bisa diringkas di sini, dari apa yang dirasakan, apa tantangan yang harus dihadapi, apa kebiasaan baru setelah berumah tangga dan harapan ke depannya. OK, let’s get started!

Apa yang dirasakan setelah resmi menjadi suami istri? Pasti bahagia, dong. Akhirnya bisa saling memiliki secara sah dan halal. Bulan-bulan pertama pasca pernikahan, semuanya terasa indah (karena masih megang banyak duit hasil kondangan, hahaha!), bisa menutup dan mengawali hari dengan orang yang paling dicinta, mengecup dan memeluk kapanpun semau kita (asal tau tempat, ya) dan melakukan aktivitas sama-sama yang dulunya tak pernah dilakukan, seperti sholat berjamaah, jogging pagi, masak bareng (kadang dipeluk dari belakang pas lagi masak, pfft.. :P) dsb.

Tapi yang paling penting, Alhamdulillah selama setahun pernikahan saya dan suami, tak pernah ada pertikaian berarti selain beda selera makan, saya suka makanan ringan kemasan, makanan siap saji dan minuman mengandung soda, sedangkan suami saya termasuk orang yang resctricted sekali dengan makanan, harus fresh, dan anti terhadap makanan ringan (semacam Chitato atau snack lain yang mengandung banyak MSG), makanan siap saji seperti indomie dan sejenis mi instan lainnya, serta soda.

Padahal, semua itu kan, enak?! Heuh, tapi suami saya memang ada benarnya, dan kebiasaan saya makan makanan mengandung banyak MSG berkurang drastis! Dari yang bisa makan indomie hampir tiap hari jadi sebulan sekali – dua kali. Soda? Sprite? Coca-cola? Fanta? Jangan ditanya, saya sudah lupa gimana rasanya. Hehe…

Selain itu, hal lain yang menjadi tantangan setelah menjadi istri ya, tugas baru sebagai istri. Yang bisa melayani suami termasuk memasak, mencuci, mengurus rumah dsb. Saya jadi hobi download video-video tutorial memasak, beberapa berhasil, tapi tak jarang gagal dan berujung tak layak makan. Hiks, cedih deh, cungguh!

Saya masih ingat saat saya gagal memasak sayuran berkuah yang mengandung santan, sebagai pemula, ya… susah. Santannya pecah dan rasanya jadi aneh. Pernah juga salah nuang gula (saya kira garam) ke telur dadar, bukannya asin dan gurih, jadinya telur dadar manis bin najis. Sumpah gak enak banget! Belum lagi tak terhitung jumlah masakan saya berakhir pahit karena gosong, dari sesederhana goreng bawang, tahu tempe, sampai bikin pizza teflon.

Saya juga tahu rasanya khawatir saat suami telat pulang kerja, saat hujan deras dan suami sedang di luar rumah dengan atau tanpa jas hujan, saat suami sakit, dsb. Sedih, deh. Sedih gak ketemu pas dulu masih pacaran, mah, gak ada apa-apanya! Mood juga gampang banget berantakan, bahkan sesederhana nunggu tukang sayur yang gak lewat-lewat, jemuran gak kering-kering, mesin cuci gak berfungsi, sampai lupa naruh remote tv! (itu sih, elu aja yang lebay keleus~)

Tantangan lain adalah menjadi istri yang nurut suami, dengan mulai menutup aurat dan tidak bekerja di luar rumah. Karena suami saya menghendaki kedua hal tersebut dan memang tak ada buruknya untuk dilakukan, saya pun manut aja. Alhamdulillah sekarang sudah mulai berjilbab dan atas izin Allah, saya bisa menghasilkan uang tanpa keluar rumah (walaupun pada awalnya saya masih ngotot ingin kembali bekerja di bank, jadi pegawai atau penerjemah di perusahaan dsb).

Berawal dari hobi, kegandrungan saya akan dunia menulis membuahkan hasil. Sebagai wanita yang mampu menjalani hobi dengan imbalan di atas UMR kota saya tinggal dan tetap di rumah menjalankan fitrah sebagai ibu rumah tangga, saya sangat bersyukur. Saat ini status saya adalah ibu rumah tangga plus content writer untuk sebuah situs ternama. Ah.. saya bahagia, suami bangga.

Masih banyak tantangan untuk ditaklukkan agar menjadi lebih baik lagi ke depannya. Hingga saat ini saya sangat menikmati status saya sebagai istri dan calon ibu. Oops, did I mention that I’m in my fifth months of pregnancy? Iya, sebentar lagi saya akan menjadi ibu! Harapan ke depannya, supaya bisa menjadi istri dan ibu yang super, dengan stamina, kesabaran dan kedewasaan yang semakin bertambah. Memiliki rumah tangga yang bahagia, utuh hingga akhir nafas. Sakinah, mawadah, warohmah. Aamiin.


To sum it all up, a year married life isn’t so bad at all. Karena saya memiliki suami yang sangat mencintai dan begitu dewasa dalam menghadapi serta membimbing saya. Bagi yang akan menikah atau baru saja menikah, gak perlu takut! Menikah itu indah, asal niat tulus untuk ibadah dan Allah akan membuatnya terasa lebih mudah. Bismillah dan yakin sajalah! :)

Tahun Pertama Pernikahan Paling Menentukan, Benarkah?

Belum ada Komentar untuk "Tahun Pertama Pernikahan Paling Menentukan, Benarkah?"

Posting Komentar

Iklan Bawah Artikel