Berjuang Untuk Dua Detak - Diary Ayuk Hartini
...

Berjuang Untuk Dua Detak

Di sini, saya ingin cerita sedikit pengalaman tentang kehamilan pertama saya yang mengalami keguguran. Meski sakit luar biasa, namun sedihnya jauh lebih luar biasa. Tanda pertama yang saya rasakan, ada sedikit flek seperti darah namun warna agak coklat keruh. Awalnya saya abaikan karena hanya setitik saja yang membekas di celana dalam. Namun setelah beberapa hari, ternyata darah yang keluar semakin lama semakin banyak layaknya saat sedang mens dengan warna darah masih tetap coklat.

Lalu suami saya membawa saya ke dokter kandungan di hari ketiga pendarahan, saat dalam perjalanan, rasanya tak sakit sedikitpun. Saat diperiksa dokter kandungan, beliau memprediksi bahwa saya kelelahan padahal saya saat itu tak merasa lelah. "Iya, bu,  mungkin anda tak merasakan lelah dan merasa sehat fisiknya, tapi janin anda yang merasa lelah. Tanpa disadari seringkali pada beberapa wanita hamil memang memiliki kandungan yang lemah, jadi tak boleh melakukan pekerjaan berat bahkan sekedar untuk bersih-bersih rumah" tandasnya.

Saya kemudian diberi obat penguat oleh dokter untuk mempertahankan janin di rahim saya karena pendarahan semakin lama semakin hebat. Saat dalam perjalanan sepulang kami dari rumah sakit, rasa nyeri luar biasa saya rasakan di daerah perut diiringi kucuran darah yang semakin deras. Perut saya rasanya seprti digerus dan digilas. Subhanallah luar biasa sakitnya, seperti sakit nyeri haid tapi berkali-kali lipat lebih sakit.

Saat malam hari sekitar pukul 23.00, saya merasa mengeluarkan daging beserta darah yang menggumpal, tak lama kemudian bulatan bening agak kekuningan seperti buah anggur yang sudah dikuliti. Setelah itu rasa sakit saya yang luar biasa berangsur hilang.

Namun bukannya merasa lega, saya dan suami justru makin khawatir, jangan-jangan calon bayi kami tak mampu bertahan? Keesokan harinya kami ke dokter kandungan untuk kedua kalinya dan benarlah, dokter memvonis saya keguguran. Janin yang saya kandung sudah luruh dan tak bisa dipertahankan. Sakit? BANGET! bahkan ada yang bilang bahwa keguguran itu jauuuh lebih sakit daripada melahirkan. Sedih? LUAR BIASA SEDIH! I just lost my baby! 

Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi seorang wanita hingga keguguran, selain kelelahan, bisa juga karena banyak pikiran, kandungan lemah, bibit kurang baik, dsb. Sebaiknya bagi siapa saja yang sedang dalam program hamil atau ingin segera hamil, hindari hal-hal di atas, ya.

Saat itu, usia kandungan saya masih sangat muda, 6 minggu alias satu bulan setengah. Dokter kandungan saya menganjurkan untuk tak perlu harus di ‘curet’ karena janin yang gagal masih dalam usia sangat dini dan akan dengan sendirinya luruh bersama pendarahan yang saya alami tanpa harus dibersihkan. Dari situlah beberapa teman saya terus menakut-nakuti dengan: “heh, kalo ga curet nanti pendarahan dan daging yang tertinggal jadi kanker, loh”, atau “sisa janin yang ga bersih di kandunganmu nanti bahaya, bisa bikin kista, terus ga bisa hamil lagi, loh” serta kalimat-kalimat sejenisnya.

Saya sempat mengabaikan mereka, meski lama kelamaan agak terganggu juga. Akhirnya setelah beberapa bulan pasca kejadian menyedihkan itu, saya memutuskan untuk periksa ke dokter kandungan dan Alhamdulillah ternyata dugaan mereka salah dan saya tengah hamil dua bulan saat periksa kala itu.

Ah… Alhamdulillah, saya sangat bahagia dan terharu. Saya sempat ingin menangis saat dokter kandungan mengucapkan selamat dan menjabat tangan saya dan suami. Benar-benar di luar dugaan.

Sekarang, usia kandungan saya sudah menginjak usia 7 bulan dan Alhamdulillah baru saja melaksanakan tasyakuran tujuh bulanan. (baca ceritanya di sini, ya)

Berjuang Untuk Dua Detak

Ini satu-satunya foto di kehamilan pertama yang sempat diUSG dan masih saya simpan.

#BabyUpdates

Belum ada Komentar untuk "Berjuang Untuk Dua Detak"

Posting Komentar

Iklan Bawah Artikel