60 Hari Menjadi Pejuang ASI - Diary Ayuk Hartini
...

60 Hari Menjadi Pejuang ASI





“There’s no single food that provides all nutrients that human need, except for breast milk.”

Setiap Ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, tak terkecuali saya. Seperti ibu lainnya, sayapun ingin memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan untuk Nindy. Hingga saat ini, Alhamdulillah Nindy full ASI, tanpa konsumsi makanan tambahan apapun. Namun perjuangan memberi ASI pada Nindy tidak semudah kelihatannya.

ASI saya baru keluar dua hari setelah melahirkan. Karenanya, mau tak mau Nindy sudah diberi susu formula oleh pihak Rumah Sakit sejak beberapa waktu setelah dilahirkan. Saat ASI saya keluar, rasa bahagia bercampur haru saya rasakan ketika melihat raut wajah Nindy saat menyusu.

Apalagi saat terdengar bunyi ‘glek-glek’, pertanda ASI saya lancar. Namun, entah karena pembawaan Nindy atau apa, Nindy sering sekali menangis dan selalu minta digendong. Saat tidurpun ia harus digendong, jika ditidurkan di ranjang ia akan terbangun dan menangis sejadi-jadinya. Saat sedang menangis, bahkan saat lapar, Nindy tak mau langsung minum ASI dari saya, akhirnya neneknya memutuskan untuk memberikannya susu formula dari dot agar Nindy tak terlalu lama menangis. Hal ini terjadi hingga mungkin Nindy terbiasa didot dan hampir tak mau lagi menyusu pada saya.

Saat itu, hari-hari saya dipenuhi drama, sedih, menyalahkan diri-sendiri, dsb. Betapa tidak, I’m a stay at home mom! Alangkah rugi jika saya tidak bisa memberi ASI pada anak saya. Karena saya percaya, semahal apapun susu formula, tak akan menandingi nutrisi yang dimiliki ASI. Bukan berarti saya memandang sebelah mata ibu yng memberi anaknya susu formula, tapi bagi saya pribadi yang tidak bekerja di luar rumah, melihat anak saya tidak mau menyusu pada saya membuat saya merasa tidak berguna.

Lalu saya mulai mencari cara agar anak saya mau kembali menyusu pada saya, karena saat itu payudara (PD) sebelah kiri saya sudah hampir tidak keluar ASI lagi. Bukannya tidak mau sama sekali, Nindy tetap mau menyusu pada saya, namun frekuensi menyusu dan minum susu dari dot saat itu 50:50, dan Nindy hanya mau menyusu dari PD sebelah kanan saja. Meskipun didot, Nindy tetap mengkonsumsi ASIP. Mungkin ini yang dinamakan‘bingung puting’ dimana seorang bayi tidak bisa membedakan mana puting ibunya dan mana puting dot.

Sayapun membeli pelancar ASI dan botol penyimpan ASIP secara online, untuk menyimpan ASI agar tidak kuwalahan dan memiliki persediaan saat Nindy lapar. Tidak sampai di situ, sayapun melakukan metode ‘skin to skin’, agar Nindy mau kembali menyusu pada saya. Metode ini saya lakukan hanya tiga kali dan Nindy sudah mau kembali menyusu pada saya hingga saat ini.

Bagi yang belum pernah dengar, skin to skin adalah metode untuk merekatkan kembali hubungan emosional ibu dan bayi, dilakukan dengan cara ibu menghabiskan waktu berdua saja dengan anaknya untuk digendong dan disusui dengan kondisi si ibu topless dan si anak hanya memakai popok. Pelekatan kulit pada kulit dapat membantu anak mengenali lagi ibunya dan itu berhasil saya buktikan.

Percaya atau tidak, sejak Nindy full ASI, ia tak serewel dulu. Menangisnya hanya beberapa saat itupun tidak seperti dulu yang berteriak keras. Ia pun sudah tidak susah lagi untuk diletakkan di ranjang sesaat setelah tertidur di pelukan saya. Berbeda dengan dulu yang selalu minta digendong dan akan langsung bangun dan menangis saat diletakkan di ranjang. Kini, saya bisa lebih mudah melakukan pekerjaan rumah.

Sampai sat ini, botol penyimpan ASIP baru saya gunakan satu saja. Hal ini karena saya tidak perlu lagi memiliki cadangan ASIP sebab Nindy sudah langsung menyusu pada saya saat lapar. Tapi, perjuangan masih belum selesai sampai di sini.

Program 6 bulan ASI ekslusif harus berhasil dan InsyaAllah berlanjut hingga Nindy berusia dua tahun. Meskipun saya tidak memberi Nindy 100% ASI di dua minggu usianya, saya sudah merasa berhasil. Karena hingga saat ini, Nindy hanya menghabiskan satu kaleng susu Morinaga (sisa pemberian dari Rumah Sakit Bersalin) dan satu box susu Lactogen 1 (itupun banyak yang saya gadoin bubuk susunya, hehe).

Menyusui adalah salah satu pengalaman paling istimewa dalam hidup saya, melihat Nindy dalam pelukan saya, membelai badannya, merasakkan ia menempel pada tubuh saya serta tumbuh besar karena nutrisi langsung dari badan saya membuat saya merasa bahagia sekaligus bangga tiada tara. Ada anak saya menggantungkan hampir seluruh hidupnya dari ASI yang saya hasilkan. Subhanallah, menyusui adalah proses yang luar biasa indah.


ini botol ASIP yang sejak beli sampai saat ini baru terpakai satu botol saja, satu kali

Baby Nindy makin enduts~






Belum ada Komentar untuk "60 Hari Menjadi Pejuang ASI"

Posting Komentar

Iklan Bawah Artikel