Selamat Satu Tahun, Gadisku
Hari ini setahun lalu, kau hadir sesaat sebelum gema takbir. Kemenangan ramadhan tergenapi dengan kedatanganmu. Begitu sempurna, saat suara tangismu terdengar lebih keras dari tangis bahagiaku yang menatapmu lemah dari ranjang bersalin.
Anindya Ghaitsa.
Namamu mengandung
hujan, mengandung kesempurnaan. Karena dalam hujan, kau akan mengerti, betapa
aku dan ayahmu telah menantikanmu di dalam masing-masing kepala kami saat hujan
tiba, saat kami tak bisa melipat rindu, saat doa akan kehadiranmu terlahir dari
hujan, diamini oleh pelangi.Kau hadiah pertama dari Tuhan untuk kami. Begitu
indah, mengalahkan segala bentuk keindahan di bumi ini. Untuk itu, jangan
pernah sekalipun merasa tak berarti.
Selamat satu tahun, gadisku.
Jangan terlalu cepat besar, nanti kau tak mau lagi kudekap.
Jangan pula ragu untuk tumbuh, sebab tubuh semesta dan lengan angkasa sudah tak
sabar untuk menyambutmu. Tumbuhlah dengan berani, jika kelak keramahanmu
dihantam oleh ganasnya dunia, tak usah tunduk lalu menyerah. Jika kelak
keberanianmu berujung lelah, istirahatlah sejenak. Ingat, aku akan selalu
menjadi pulangmu, mendekapmu, memelukmu, selagi aku mampu, kapanpun kau mau.
Doa-doa baik aku panjangkan selalu untukmu. Hingga kelak kau
sudah enggan kudekap, ingatlah, bagiku kau tetap peri kecilku yang merajuk dan
menangis lucu jika aku tak segera menggendong saat kau merentangkan tangan.
Belum ada Komentar untuk " Selamat Satu Tahun, Gadisku"
Posting Komentar