Anak Sungai - Diary Ayuk Hartini
...

Anak Sungai

Suatu siang setelah pulang sekolah, saat Galuh sedang makan, ibunya datang menghampirinya sambil marah-marah.

“Badanmu tambah hitam jelek, main sana terus! Lupa mandi, lupa belajar, lupa ngaji!” “Cepet habisin makanmu terus mandi sana!”  teriak ibunya, teriakan yang sering disalah-artikan sebagai kemarahan, padahal sesungguhnya merupakan bentuk kasih sayang dan kepedulian seorang ibu pada anaknya.

“Iya-iya buk.” jawab Galuh sambil menggerutu dengan bibir maju macam bibir ikan yang berenang di sungai.

Selesai menghabiskan makanannya, ia menaruh piring kotornya di dapur dan bergegas keluar rumah.

“Mau kemana, Galuh! Mandi dulu!”

“Iya-iya, ini aku mau mandi di sungai sama Mizar sama kiki, apa sih ibu ini marah-marah terus.”

“Mandi di sungai terus, ya sudah, bawa handuk sama sabunnya.” ucap ibunya sambil menyambar handuk dan sabun di kamar mandi dan diberikan kepada anak laki-lakinya tersebut.

“memang anakku ini anak sungai, ada kamar mandi malah mandi di sungai.” gerutunya dalam hati.

Galuh menerima handuk dan sabun dari ibunya dan berlari keluar rumah menuju rumah Kiki untuk mengajaknya ke sungai, kebetulan Mizar juga sudah di sana. Mereka bertiga lalu berlari sambil tertawa riang. “Ngeeeng.. ngeeng…” tangan mereka meliuk-liuk menirukan gerak pesawat terbang yang sering mereka lihat di langit dan di layar TV. Jarak sungai tempat mereka mandi dan tempat penduduk desa biasa mencuci baju kotor tidak terlalu jauh. Mereka sampai dan melihat beberapa ibu-ibu sedang mencuci baju, juga beberapa teman mereka sedang bermain-main di sana.

Byurrr!! Mizar melompat ke dalam setelah melepas semua bajunya. Kiki pun menyusulnya.

“Ayo galuh, cepat sini, kita lomba tahan nafas.”

“Iya, aku lepas baju dulu.”

Lalu galuh bergabung bersama Mizar dan Kiki. Lomba tahan nafas dimulai, Kiki yang paling kecil menyerah dalam hitungan beberapa detik, tak berapa lama, Mizarpun turut menyerah. Galuh tertawa dan mengejek Mizar dan Kiki yang kalah.

“Hahaha, aku menang aku! menang aku menang! dasar kalian anak kecil. “

Ejekan galuh dibalas air yang dipercikan Mizar dan Kiki, mereka saling memercikan air dan tertawa bahagia. Mereka bermain dan berendam cukup lama. Kemudian Mizar dan Kiki berdiri dan bergegas pulang karena hari sudah semakin sore, Mizar mengambil baju dan celana Galuh di pinggir sungai dan menaruh telunjuknya ke bibirnya,

“ssst… ayo kita pulang duluan sambil bawa baju Galuh,” Kiki mengangguk.

Tapi Galuh melihat dan segera mengejar mereka

“Woi, kembalikan bajuku, Kiki, Mizaaaar!! Jangan lari!”

Kiki dan Mizar tertawa lebar saat dikejar, tapi Galuh lebih besar dan mampu berlari mengejar mereka. Keduanya dijewer oleh Galuh, Mizar dan Kiki bukannya menangis atau marah setelah dijewer malah tertawa terbahak-bahak.

Mereka lalu pulang bersama setelah Galuh mengenakan bajunya. Sambil melingkarkan kedua lengannya ke bahu  Mizar dan Kiki, mereka terlihat bahagia sambil menyanyikan lagu milik penyanyi cilik Tegar sepanjang jalan.

“hidupku, dulunya seorang pengamen, pulang malam, selalu bawa uang recehan, dulu-dulu-dulu kumenderita, sekarang masuk dapur rekaman....”

Mereka tenggelam dalam lirik lagu tersebut seiring dengan matahari yang juga mulai tenggelam.
Galuh sampai di rumah dan melambai pada kedua temannya disambut senyum kecut ibunya.

“Galuh kenapa baru pulang? Mana sabun sama handuknya?”

 *******************************************************************************************

#PeopleAroundUs Day 10

Belum ada Komentar untuk "Anak Sungai"

Posting Komentar

Iklan Bawah Artikel