Prince Charming - Diary Ayuk Hartini
...

Prince Charming

Saya mengenalnya sebagai Prince Charming kampus. Banyak gadis-gadis di kampus yang membicarakannya. Kebetulan saya satu jurusan dan satu kelas dengannya, jadi saya cukup dekat dan tahu beberapa hal tentangnya. Prince Charming identik dengan wajah tampan, sifat rendah hati, kuda putih dan beberapa kelebihan lainnya. Sedangkan Prince Charming versi kampus saya ini apakah seperti itu? Mari kita bedah satu persatu.

Untuk wajah, memang lumayan cute, senyumnya menawan, banyak yang terpikat bahkan hanya dengan sekali melihat senyumnya. Pernah suatu hari saat di perpustakaan dia membuat seluruh pengunjung ikut tercengang saat mendapati foto kartu perpustakaannya hilang. “jelas dicuri pengagum rahasia” bisik beberapa pengunjung perempuan.

Rendah hati? Tentu saja. Dia selalu membalas senyum dan tak pernah alpa menyapa orang yang dikenalnya. Juga, dia sering sekali memberi saya tumpangan untuk berangkat dan pulang kuliah. Tanpa imbalan. Well, kadang-kadang saya mengerjakan tugasnya, sih.

Kuda putih? Mungkin masih bisa dikorelasikan dengan kegemarannya terhadap benda dan aksesoris berwarna putih. Mulai dari motor, helm, sepatu, jam tangan atau benda-benda lain.

Kelebihan lainnya? Dia adalah vokalis dari grup band lokal di kota tempat saya kuliah. Band-nya sering diundang untuk mengisi acara pentas seni di sekolah, kampus, atau event tertentu. Dia juga seorang ahli karikatur, gravity, dan hal gambar-menggambar. Beberapa karyanya terpampang (ilegal) di tembok-tembok pinggir jalan. Kadang jika suntuk mendengarkan ceramah dosen, dia menggambar dosen itu persis seperti aslinya. Dia juga sering diminta untuk melukis kaos, sepatu, atau hal-hal lain dan dibayar untuk itu. Oh iya satu lagi, dia adalah salah satu duta dari provider GSM karena bakat menggambarnya tersebut. Bagaimana, sudah sempurna untuk memiliki predikat Prince Charming? Hell yeah!

Tapi terlepas dari semua kriteria dan predikat Prince Charming yang melekat padanya, kehidupan yang dia jalani cukup berbeda. Hidupnya bukan tentang menyelamatkan puteri cantik dari penyihir atau monster jahat, tapi menyelamatkan diri dari tugas-tugas jahat dari dosen. Kenapa jahat? Karena dia tidak punya waktu untuk menyelesaikannya. Kesibukannya sebagai vokalis, duta provider dan pelukis lepas membuatnya sering melewatkan kelas. Bahkan dia menjuluki dirinya sendiri sebagai Nobita, karena jarang sekali mendapat nilai B apalagi A. Saya, sebagai teman dekat sekaligus Shizuka-nya, sering membantunya mengerjakan tugas.

Akhirnya karena terlalu sering meninggalkan kelas dan tertinggal banyak mata kuliah, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah. Dia fokus mendalami hobi dan jiwanya sebagai musisi dan pelukis. Saya bangga atas keputusannya, ya, walau agak shock pada awal mengetahuinya, karena keputusan itu diambil saat sudah semester 6. Tapi kuliah jurusan Pendidikan Bahasa Inggris memang bukan jiwanya, jiwa sejatinya adalah di musik dan melukis. Lalu, bagaimana dengan predikat Prince Charming? Apakah luntur seiring keputusannya putus kuliah? Biarlah siapapun menilai bagaimana, bagi saya, Prince Charming sejati bukan hanya menjadi baik-baik karena mengikuti prosedur dan aturan dengan kaku. Mampu mengambil keputusan sesuai hati nurani dengan segala konsekuensi, sudah lebih dari cukup untuk mendefinisikan arti Prince Charming yang sesungguhnya.

Good luck, Nobita! I’m so proud of you. J

#PeopleAroundUs Day 8

3 Komentar untuk "Prince Charming"

  1. waaahhh ganteng kok kaya sering liat ya dulu. apa yg suka pake celana putih itu ya??? hehehehe

    BalasHapus
  2. ohhhh terharu, . . . :') maksih cerita singkatnya... so nice. . :')
    jadi besar ini kepala. . makasih mama zhsuka. . :* you are my best friendship :*

    BalasHapus

Iklan Bawah Artikel