Friends, Lovers or Nothing
Now that we are over as the loving kind
We'll be dreaming ways to keep the good alive
Only when we want is not a compromise
I'd be pouring tears into your drying eyes
Only when we want is not a compromise
I'd be pouring tears into your drying eyes
Friends, lovers or nothing
There can only be one
Friends, lovers or nothing
There'll never be an in-between, so give it up
There can only be one
Friends, lovers or nothing
There'll never be an in-between, so give it up
Friends, Lovers or Nothing – John Mayer
*****************
Kau terdiam sambil
membuang pandanganmu dariku. Akupun tak tahu harus bagaimana, kupasok cadangan
keberanian dan kata-kataku dalam tiap hisap rokok. Tapi seolah tak ada
gunanya, kata-kata dan keberanianku terbang dan menghilang bersama kepulan asap
rokok yang aku hembuskan. Tak pernah sebelumnya
aku terpikir untuk jatuh pada teduh matamu, dan membuatku enggan berpindah ke mata yang lain. tapi, perasaan suka
itu kunikmati sendiri, tentangmu, tentang kita. Entah mengapa mengucap sayang
terasa begitu berat. Tubuhku gemetar, jemariku membeku, mulutku mendadak bisu
setiap kali aku hendak mengucapkan kalimat itu padamu. Aku menggerutu,
seharusnya sudah aku genggam jemarimu dan kuucapkan kalimat itu. “Dasar bodoh, besok harus bisa kulakukan
itu!” sumpahku pada diriku sendiri.
Sumpah yang terus aku langgar dan aku tunda untuk kupenuhi esok hari, esoknya
lagi, dan esoknya lagi hingga basi.
*****************
Aku tak mengerti mengapa
dia masih saja diam. Apa dia belum mengerti juga bagaimana yang aku rasakan
tentangnya? Apa masih belum jelas bagaimana caraku memandangnya? Apa lagi yang dia tunggu? Apa sebenarnya yang
diinginkannya? Apa dia tak merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan? Aku perempuan, tak mungkin aku mengatakannya duluan.
*****************
“Apa kau sudah punya kekasih?” gadis itu memecah hening di antara keduanya.
Lelaki
itu tertampar dengan pertanyaanya, pandangannya buyar, konsentrasinya ambyar.
Dia gugup, dalam hatinya terselip beberapa kata. Aku berharap kau bisa menjadi kekasihku.
“Sudah. Aku sudah memiliki cinta yang tak akan
kukhianati, kau?” Jawab lelaki itu.
“Aku? aku baru sadar selama ini aku mencintai
lelaki yang hatinya sudah dimiliki”.
Lelaki
itu melempar senyum palsu, seluruh tubuhnya seketika membatu, hatinya remuk
bagai tertembus peluru.
Bodoh.
Dua hati pecah seketika itu juga. Bagai piring yang dibanting keras hingga
tercecer menjadi puing. Saling mencintai, tapi saling membanting hati sendiri.
#PeopleAroundUs Day 9.
Belum ada Komentar untuk "Friends, Lovers or Nothing"
Posting Komentar