Jas Almamater
Saya adalah alumni salah satu sekolah tinggi swasta yang ada
di Jombang, tepatnya tahun 2012 saya menyelesaikan kuliah saya dengan program
studi Pendidikan Bahasa Inggris. Saat melihat jas almamater saya, saya jadi
ingat beberapa kejadian yang pernah saya alami selama masih berstatus mahasiswa
dulu, antara lain :
- Mahasiswa Tidak Punya Etika
Saya pernah dijuluki sebagai “Mahasiswa Tidak Punya Etika”
oleh salah satu dosen. Saat itu saya sedang bingung mencari Kartu
UTS saya, karena memang saat itu sedang ada Ujian Tengah Semester (UTS), dan
sebelum berangkat saya kebingungan mencari kartu UTS saya yang entah saya lupa
saya taruh dimana. Setelah mencari ditumpukan buku dan tas-tas, akhirnya ketemu
juga, saya berangkat dengan konsekuensi telat dari jadwal, saya menunjukkan
kartu UTS pada dosen pengawas dan dipersilakan duduk. Setelah beberapa menit,
saya selesai mengerjakan soal-soal UTS, karena masih ada waktu sekitar 15 menit
sebelum bel selesai berbunyi, saya kemudian mengoreksi jawaban saya dan mengeluarkan apel dari tas saya. Ya, karena saya tidak sempat sarapan maka saya
membawa apel di tas saya, saat sedang asik mongoreksi jawaban sambil menggigit
apel tersebut, saya dimarahi oleh dosen pengawas, beliau berkata :
“mbak, kalau makan jangan di kelas, ya, sudah datangnya
telat, makan apel lagi, dasar mahasiswa tidak punya etika!”
Saya kemudian meminta maaf dan segera meninggalkan kelas, ya sebelum saya diusir dan dimarahi dua kali.
- Put earphone on during a Linguistic class
Jadi ceritanya, saat itu saya sedang di dalam kelas Intro to
Linguistic, dosennya memang terkenal lumayan killer. Saya terbiasa mendengarkan
lagu dari ponsel saya saat berangkat sekolah, kebetulan mata kuliah pertama
hari itu adalah Into to Linguistic dan saya lupa tidak melepas earphone dari
telinga saya. Sebenarnya earphone nya hanya menempel saja, lagu dari ponsel saya
sudah saya matikan sebelum kelas dimulai, saya pun menyimak dengan serius
materi yang disampaikan oleh dosen saya, hingga beberapa menit setelah itu
dosen saya melihat saya dengan earphone menempel di telinga saya.
“what is that on your ears? Oh, so, while listening to me,
you put your earphone on?”
“I’m really sorry Ma’am, I forgot to put this earphone off
from my ears, but this is off, I’m not listening to it, I’m listening to your
explanations”
Kemudian saya langsung melepas earphone saya, untung saja
saya tidak diusir keluar kelas dan untung juga dosennya obyektif, saya dapat
nilai A untuk mata kuliah beliau, jika saja beliau subyektif mungkin saya dapat
nilai C tau D.
- Mahasiswa Tidak Elegan
Suatu hari di kelas Translation, dosen saya sedang
menjelaskan bahwa dalam menterjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris
maupun sebaliknya, tidak harus sesuai grammar satu persatu, tapi lebih baik
disederhanakan agar lebih mudah dipahami. Saat sedang menjelaskan perihal
sederhana-menyederhanakan tersebut, beliau kebetulan melihat saya yang saat itu
berbusana dengan banyak hiasan manik-manik.
“terlalu banyak hiasan akan terlihat lebih kompleks, juga
dalam menerjemahkan bahasa, terlalu banyak hiasan seperti dia (sambil menunjuk
saya) akan terlihat norak dan tidak elegan.”
Semua mata tertuju pada saya, teman-teman semua menertawakan
saya. Baiklah, saya tidak akan memakainya lagi.
Demikian cerita saya tentang beberapa kejadian yang saya alami saat menjadi mahasiswa, ya walaupun kesannya saya ini bandel, tapi saya baik kok, hehe. Percaya? Percaya kan? Percaya dong, please. :(
NB : Don't try these at home college / university / school.
#CeritaDariKamar #26
inspirasi apa ini? asal yang tidak baik tidak ditiru saja. :)
BalasHapus