TV dan Berbagi
Berbicara tentang televisi atau tv, memang seakan tidak ada
habisnya. Ada beberapa cerita tentang tv yang ingin saya bagi di sini. Dulu saya
sering berebut acara tv dengan anggota keluarga saya, karena memang tv di
rumah kami cuma satu. Biasanya kami berebut menguasai remote tv, karena
penguasa remote tv lah yang menentukan apa yang ditonton, dengan pengecualian
acara tv kesukaan penguasa remote tv boleh diganti saat iklan. Saya suka
kartun, kakak saya suka Satria Baja Hitam, Power Rangers dan sebangsanya, bapak
saya suka acara tinju dan berita, ibu saya suka acara memasak dan nenek saya suka
serial laga semacam Tutur Tinular. Dan, disitulah kami berebut acara tv saat
tayangan kesayangan kami tayang di jam yang sama. Tapi walaupun terpaksa
menonton acara tv yang bukan kesukaan saya, saya tetap senang, karena acara
yang saya tonton menjadi lebih bervariasi, tidak melulu kartun. Dengan Power
Rangers dan Satria Baja Hitam, paling tidak saya belajar untuk menjadi
pemberani, dengan berita, saya jadi lebih banyak tanya pada bapak saya, tentang
apa saja hal yang diberitakan yang tidak saya paham, dengan acara memasak saya
jadi lebih suka dengan masakan ibu, karena seenak apapun masakan di tv, lebih
enak masakan ibu karena bisa langsung saya makan kapan saja saya mau, dengan
serial laga, paling tidak saya belajar tentang sejarah kerajaan pada zaman
dahulu.
Tapi sejak awal saya kuliah, saya memiliki tv sendiri di
kamar saya, satu tv di kamar orang tua saya, dan satu kamar di ruang keluarga.
Kakak saya sudah menikah dan tidak tinggal bersama kami lagi, nenek saya sudah
meninggal, saya lebih sering di kamar, ibu di kamarnya, bapak saya di ruang keluarga. Sekarang kami tidak lagi berebut acara tv kesukaan
kami, tidak ada lagi yang berebut ingin nonton Tutur Tinular atau Satria Baja Hitam
(ya, walaupun memang acaranya juga sudah tidak tayang, sih). Saya pun jarang
menonton tv meski sering saya nyalakan. Acara tv pun tidak semenarik dulu, saya
lebih sering memangku laptop atau membaca buku walaupun tv sedang menyala.
Saya rindu acara tv yang dulu, saya juga rindu berebut remote tv seperti
dulu. Entah mengapa, sekarang remote tv jhampir selalu tidak saya temukan saat saya sedang ingin menonton tv. Padahal sudah tidak berebut remote tv lagi.
Ada hal menarik yang saya petik di sini, bahwa berbagi dan berkumpul
bersama keluarga itu baru terasa menyenangkan jika sudah tidak terjadi lagi. Dulu
saat tv kami masih satu, kami masih sering berkumpul di satu ruangan. Sekarang kami
sudah jarang menonton tv di satu ruangan lagi, selain karena sudah ada tv di
kamar masing-masing, juga karena acara tv yang sudah tisak semenarik dulu lagi.
Memang begitulah hidup, kadang berbagi itu indah walau pada mulanya ada sedikit
ketidakrelaan, kadang memiliki itu tidak menyenangkan karena menjadi
sendiri dan tidak lagi merasakan arti berbagi.
#CeritaDariKamar #12
Belum ada Komentar untuk "TV dan Berbagi"
Posting Komentar