Surat Izin Mengemudi
Salah satu benda yang ada di kamar saya yang ingin saya
ceritakan di sini adalah Sirat Izin Mengemudi C a.k.a SIM C. Saya terbilang
telat bisa mengendarai motor, saya baru mengendarai motor sendiri saat saya
semester lima. Sebenarnya bukan apa-apa, tapi berkali-kali jatuh dan tabrakan
saat belajar mengendarai motor membuat saya jadi tidak berani mengendarai motor
sendiri, karena sungguh, kecelakaan itu tidak enak (menurut ngana?). Dulu saat
masih kuliah, saya sering nebeng teman saya untuk pergi kemana-mana, ke
perpustakaan kota, ke alun-alun, ke rumah teman untuk mengerjakan tugas
kelompok, dsb. Saat itu teman yang sering saya tebengi adalah Elok.
Elok pun tidak punya SIM C walaupun sudah berkendara kemana-mana naik motor
sendiri.
Pernah suatu hari saat saya sedang nebeng Elok, kami mengelabui
Polantas saat ada operasi, alih-alih terburu-buru mengumpulkan tugas dengan
memperlihatkan kertas yang baru saja kami print-out, Polantas membiarkan kami
lanjut tanpa diperiksa. Untung saja kami selamat, jika tidak, uang paling tidak
Rp. 50.000 pasti sudah melayang untuk menyogok Polantas tersebut. Pernah juga suatu
ketika saat saya juga sedang menebeng Elok, ada operasi pemeriksaan
kelengkapan berkendara, kali ini Elok
sudah punya SIM C. Masalahnya, saat itu saya tidak memakai helm, tahu sendiri
kan, Polantas selalu cari kelemahan pengendara meskipun kadang sudah lengkap.
Karena saat itu tidak ada jalan tikus, akhirnya Elok menyuruh saya turun dan
jalan kaki cukup jauh, sekitar beberapa ratus meter dari tempat operasi.
Pura-pura sebagai pejalan kaki trotoar saat Elok diperiksa. Selesai diperiksa,
Elok lalu pura-pura tidak kenal saya dan memacu motornya jauh dari dari tempat
operasi, dia menunggu saya di sana. Lumayan jauh, lumayan capek juga.
Karena saya kapok jalan kaki jauh saat ada operasi, saya
memastikan diri untuk mengecek dan memastikan helm dan kelengkapan lain sebelum pergi. Lagi-lagi beberapa hari setelah kejadian itu, ada operasi, saya
dan Elok kali ini senyum sombong dan tidak khawatir karena helm, STNK dan SIM C
semuanya sudah lengkap bersama kami. Elok mengendarai motornya menghampiri Polantas
sebelum diberhentikan, ya, kali ini kami yang menghampiri sebelum diberi aba-aba untuk berhenti. Polantas
memeriksa helm kami, lengkap. Kemudian Elok menunjukkan SIM C dan STNK nya dengan bangga
sebelum diminta oleh Polantas untuk menunjukkannya, senyumnya sombong tapi
bahagia seolah berkata : “nih, Pak,
lengkap kan, helm , STNK, SIM C, semua ada, mau cari celah apa untuk nilang
kita, hahaha!”
Anyway, bicara soal SIM C, kenapa foto di SIM C selalu terlihat jelek ya? Bukan hanya saya, teman-teman saya juga. Saya sendiri terlihat lebih mirip Sadako (tokoh hantu dari Jepang), daripada saya sendiri. Serem ya, iya.
#CeritaDariKamar #23
hahaha SIM C, dapet SIMnya pake tes yg g masuk akal g? iya ya kenapa poto SIM g pernah ada yang bagus begitu juga dengan SIM-ku
BalasHapusiya. hahaha foto SIM ku mirip Sadako. >_<
BalasHapus