Laci
Saya mempunyai laci cokelat yang saya letakkan di pojok
kamar, dekat pintu. Sebelumnya, laci ini saya gunakan untuk menyimpan baju, tas
dan sepatu sewaktu saya masih di kos. Maklum saja, ruang kamar kos kan
sederhana dan seadanya, jadi harus hemat tempat agar muat. Sekarang laci ini sudah
saya bawa ke rumah dan tidak lagi saya fungsikan untuk menyimpan baju dan
sepatu, tapi untuk koleksi tas saya saja.
Saya pikir, laci yang berbahan plastik ini akan aman dari
tikus, karena setahu saya tikus tidak pernah memakan atau melubangi lemari atau laci berbahan plastik.
Jadi saya merasa aman saja menaruh beberapa tas saya di dalamnya. Ada tas yang
sering saya pakai ada juga tas yang hanya saya pakai jika ingin saja. Untuk tas
yang jarang saya pakai, tentu saja lacinya jarang saya buka. Sampai waktu itu
saya pulang dari Lombok setelah hampir tiga bulan di sana, saya menemui tas
saya dalam kondisi jamuran. Iya, jamuran! Eww…
Saya sama sekali tidak menyangka, saya kira laci ini aman
dari tikus, debu dan jamur. Karena laci ini berbahan plastik, saya kira kondisi
di dalamnya kering, tidak lembab yang menyebabkan jamur. Tapi ternyata saya salah,
ternyata menyimpan saja tidak akan membuat kondisi menjadi baik dan menjauhkan dari kemungkinan buruk yang tidak diinginkan. menyimpan saja tidak cukup, harus sesekali dibuka dan dibersihkan. Terlalu lama menyimpan tas dan membiarkannya
tidak dibuka saja membuatnya kotor dan jamuran, apalagi menyimpan hati dan
tidak mau membukanya? Tas masih bisa dicuci dan dibersihkan, tapi hati?
#CeritaDariKamar #29
Belum ada Komentar untuk "Laci"
Posting Komentar