Langit-langit Kamar - Diary Ayuk Hartini
...

Langit-langit Kamar

Langit-langit kamar saya warnanya putih, setiap melihatnya, langit-langit kamar seolah berubah menjadi layar besar dimana banyak hal yang telah terjadi tiba-tiba diputar kembali. Sangat jelas, apalagi warnanya putih, jadi kejadian apapun terasa terefleksikan dengan jelas melalui layar LCD mata saya.

Pernah suatu hari, saya bertanya, apakah benar Tuhan berada di atas? Kenapa banyak orang menunjuk ke atas, mengisyaratkan bahwa tempat tinggal Tuhan itu di atas? Tapi saat saya melihat ke atas, tepatnya ke langit-langit kamar saya, mengapa tidak ada Tuhan? Yang ada malah bunyi kaki tikus yang asik berlarian besama teman-temannya sambil tertawa, bunyinya “cit-cit-cit”. Lantas, Tuhan berada dimana?

Kemudian saya keluar rumah dan menatap ke atas, kali ini langit sungguhan, bukan langit-langit kamar. Saat langit mendung, apakah Tuhan sedang merasa sedih? Saat langit cerah, apakah Tuhan sedang bahagia? Kalau iya, berarti negara yang jarang mendung apalagi hujan macam Etiopia menandakan bahwa Tuhan selalu bahagia? Apa iya Tuhan bahagia jika tidak menurunkan hujan, bagaimana nasib makhluknya yang tinggal di negara yang kekeringan? Apa Tuhan bahagia melihat makhluknya hidup minim air dan menderita?

Pertanyaan ini susah saya jawab. Terlepas dimana tempat tinggal Tuhan, saya percaya bahwa Ia ada. Entah di langit-langit kamar, langit biru, langit mendung, atau langitnya langit. Karena  tidak semua pertanyaan membutuhkan jawaban, saya yakin saja bahwa semesta seisinya tak akan pernah ada tanpa ada yang menciptakan. Hey, apakah ini jawabannya? Apakah Tuhan tinggal dalam keyakinan? Entahlah. Mari menggantung pertanyaan ini setinggi langit. 



#CeritaDariKamar #28

Belum ada Komentar untuk "Langit-langit Kamar"

Posting Komentar

Iklan Bawah Artikel