Mukena - Diary Ayuk Hartini
...

Mukena

Assalamu’laikum J

Saya dilahirkan sebagai seorang muslim, ya, walaupun saya masih belum berkerudung. Sebagai layaknya seorang muslim, saya melaksanakan sholat lima waktu setiap hari, maka dari itu sudah sewajarnya saya memiliki mukena di kamar saya. Mukena saya sudah agak lusuh, saya biarkan saja, saya tidak membeli yang baru, saat saya cuci dan jika masih basah, saya sholat dengan menggunakan mukena ibu saya. Ada seorang teman pernah bilang kepada saya, mukena yang lusuh karena sering dipakai lebih baik daripada mukena yang bagus tapi jarang dipakai. Masuk akal juga, mukena semakin lusuh dan jelek berarti lebih sering digunakan, daripada yang masih putih dan bagus. Juga teman saya menambahi, mukena yang lusuh dan jelek kelak akan menjadi saksi bahwa kita sering memakainya untuk melaksanakan perintah Allah. Subhanallah.

Suatu hari saya pernah sholat di masjid dekat kampus saya, sholat ashar, lebih tepatnya. Saya ikut sholat berjamaah dengan jamaah wanita lainnya di tempat wanita yang disekat dengan tempat laki-laki. Saat sedang sholat, saya menangis, imam saat itu benar-benar membuat saya tersentuh. Bacaan ayat-ayatnya sungguh sempurna, iramanya dalam melantukan surat-surat Al-qur’an bagaikan sayap, yang membawa saya terbang menuju ke dalam pintu kebesaran Allah. Saat itu, saya merasakan betapa banyak dosa saya selama ini, dan betapa besar kasih sayang Allah kepada saya meskipun masih banyak perintahnya yang saya masih lalaikan. Subhanallah. Setelah sholat selesai, saya bertanya-tanya, siapakah yang mengimami sholat tadi? Dari suaranya sepertinya masih muda, sekitar berusia 20-25tahun. Saya tidak berani mengintip dari balik sekat untuk melihat seperti apa wajahnya, saya juga tidak berani bertanya kepada jamaah wanita lainnya tentang dia. Saya biarkan saja menjadi tanya dalam diri saya, saya hanya berdoa semoga saya bisa bertemu dan diimami lagi olehnya suatu hari nanti, dan bisa mendapat suami yang bisa menjadi imam seperti imam tersebut, yang menuntun saya menjadi lebih taat dan mensyukuri kebesaran Allah. Akankah itu terjadi suatu hari nanti? Wallahualam. 



#CeritaDariKamar #16

Belum ada Komentar untuk "Mukena"

Posting Komentar

Iklan Bawah Artikel